Bapak Satu Kaki Penjual Sayur Berangkat Haji Tahun Ini

Gambar bapak Munaji dari aceh.tribunnews.com
   SURABAYA – Memiliki keterbasan fisik, tidak menjadikan sebuah penghalang bagi bapak Munaji (64) untuk mempunyai niat dan keyakinannya hingga bisa berangkat ke tanah suci. Seorang bapak dari Kebonsari, Sidoarjo ini harus rela hilang salah satu dari kakinya yang di akibatkan oleh kecelakaan menimpanya tahun 1985 silam.

Anggota Jemaah Haji Kloter 17 yang berangkat bersama istrinya, Asning Ama (53) ini menceritakan kepada Surya pengalamannya hingga bisa pergi haji sebelum menuju Madinah, pukul 19.30 WIB, Sabtu (29/8/2015).

Bapak Tukang Sayur yang mempunyai lapak di Pasar Keputran ini setiap harinya bolak-balik Surabaya-Blitar-Jember-Lumajang demi menjemput sayuran yang masih segar, benar-benar tak patah semangat walaupun dengan keadaannya yang seperti itu.

“Namanya musibah, waktu itu saya kecelakaan bersama teman saya, teman saya meninggal dilokasi,” terangnya ketika berada di Gedung Bir-Ali, Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) sebelum berangkat ke Juanda, Sabtu (29/8/2015).

Setiap hari bapak Munaji selalu ditemani rekannya untuk menjemput sayur-sayuran segar yang berada di Blitar. “Keadaan begini ya tidak bisa nyetir. istri saya yang jaga di pasar, sedangkan saya sendiri yang riwa-riwi,” tambahnya.

Menjadi seorang pedagang sayur bukanlah semata-mata karena mencari materi, melainkan juga ridho Allah, sehingga bapak Munaji ini juga mendirikan TPQ (Taman Pendidikan Alquran) Ad-dzahra, sudah 5 tahun berdiri di Sidoarjo dan mewakafkan Mushala dari hasil usaha berjualan sayur mayur yang sudah menjadi bagian dari kehidupannya.

Dari hasil jualan sayur yang bapak Munaji geluti selama ini beliau bisa meraup untung sekitar Rp 500.000. “Bisa juga di bawah Rp 100.000. Yang penting laris jualannya. Setiap hari saya menjual kurang lebih 1 ton 7 kwintal sayur," ujarnya.

“Setelah mengalami kecelakaan, kaki saya diamputasi, saya mulai sedikit-sedikit menabung tapi kalau mendaftar hajinya sejak 6 tahun lalu," ungkapnya.

Tanpa persiapan apa-apa untuk berangkat haji, bapa Munaji tidak mengetahui pasti apa yang mungkin akan terjadi selama disana, tetapi bapak Munaji sangat ikhlas dan tawakal menjalankannya, karena tuntutan dari pada kewajibannya sebagai ummat islam beliau merasa sudah yakin mampu untuk melaksanakannya. “Saya serahkan sama Allah. Ya mudah-mudahan tetap sehat sampai sana dan pulangnya nanti,” harap beliau.

Ia berpesan untuk orang yang keadaannya seperti dia, agar tidak berputus asa. “Sudahlah, ini juga nikmat yang diberikan sama Allah,” tandas Bapak yang memiliki dua anak itu.