Mengukur Keimanan Kita







Iman adalah rasa percaya dan keyakinan hati terhadap wujud dan kebenaran (haq) serta eksisitensinya suatu Dzat yaitu Alah swt. Keimanan ini tidak hanya sebatas mempercayai dan menyakini adanya dzat Allah saja, tetapi mempercayai dan meyakini tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan keberadaan Allah itu sendiri.
Iman yang sebenarnya adalah iman dengan amal shalih, yaitu Iman yang disertai dengan amal perbuatan seperti yang disebutkan di beberapa ayat dalam Al Qur`an. Amal perbuatan itu diantaranya adalah : yang mengerjakan shalat dengan ikhlas, yang menafkahkan hartanya yang telah di limpahkan kepadanya di jalan Allah yaitu memberikan kepada mereka yang berhak dan yang membutuhkan, yang bertawakal hanya kepada Allah, yang mampu bersabar meski dalam keadaan tertekan, yang begitu yakin akan kebenaran tentang kehidupan akhirat, yang jika di sebut nama Allah bergetar hatinya karena takut akan adzabnya, yang apabila di bacakan ayat-ayatnya imannya akan bertambah. Itulah orang yang beriman dengan sebenar-benarnya Iman, dan Allah menambahkan dalam satu Ayat,
QS. Al Anfaal : 4.
أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ﴿٤﴾
“Ulaa`ika humul mu`minuuna haqqan, lahum darajaatun inda rabbihim wa maghfiratun wa rizkun kariimun”
”Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.”