Bersabar Dalam Menghadapi Musibah


Musibah yang melanda seseorang atau suatu kaum dapat dimaknai sebagai ujian dan peringatan (TADZKIRAH) yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat Islam.

Sebagai ujian, sebab Allah SWTmemang telah mengabarkan kepada kita di dalam Alquran bahwa Allah memang akan menguji manusia dengan berbagai macam musibah untuk mengukur kadar kesabaran mereka. Allah SWT berfirman:

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji`ûn" Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. al-Baqarah [2]: 155-157)

Sebagai peringatan kepada manusia, karena manusia telah malalaikan kewajiban mereka kepada Allah Swt. Mereka telah banyak melakukan kemaksiatan, baik kemaksiatan yang dilakukan secara individu, komunal bahkan oleh negara.
Sebagai contoh, banjir melanda disebabkan karena banyaknya pembalakan liar (illegal loging) yang dibiarkan oleh pemerintah. Allah SWTberfirman:

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’raf 7: 96)

Karena itu berbagai musibah yang mendera negeri ini hendaknya dijadikan sebagai bahan evaluasi (muhasabah) untuk segera bartaubat dengan taubatan nasuha dan bersegera kembali kepada Allah.
Allah SWT berfirman:
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali ‘Imran [3]: 133)

Bagi orang-orang yang beriman, bersabar atas segala musibah yang menimpa mereka akan mendapatkan balasan pahala kebaikan yang melimpah dari Allah Swt.
Banyak sekali hadits Rasulullah saw yang menerangkan hal ini.
Dari `Aisyah ra., ia bekata; aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang penyakit tha'ûn. Kemudian Rasulullah saw. memberitahukan kepadanya:
Sesungguhnya tha'ûn itu adalah siksa yang dikirim Allah kepada orang yang dikehendaki-Nya. Kemudian Allah menjadikannya rahmat bagi orang-orang yang beriman. Karena seorang hamba yang tinggal di negerinya yang tengah terjangkit tha'ûn, lalu ia bersabar dan mengharap ridha Allah; ia meyakini bahwa tidak akan ada yang menimpanya kecuali perkara yang telah ditetapkan Allah, maka ia akan mendapatkan seperti pahala orang yang syahid. (HR. al-Bukhâri)

Siapa saja yang ditimpa musibah atas hartanya atau jiwanya, kemudian ia menyembunyikannya dan tidak mengadukan kepada manusia, maka Allah pasti akan mengampuninya. (HR. Ath Thabrani dari Ibnu Abbas)

Setiap musibah yang menimpa seorang mukmin, berupa sakit yang berterusan, sakit yang biasa, kebingungan, kesedihan, kegundahan hingga duri yang menusuknya, maka pasti musibah itu akan menjadi penghapus bagi kesalahan-kesalahannya. (Mutafaq `alaih).
Dalam konteks penanganan bencana yang melanda masyarakat, pemerintah sebagai institusi pelayan masyarakat tidak boleh berlepas diri dari kewajibannya.

Rasulullah Saw bersabda:
“Kepala Negara (pemerintah) adalah penggembala dan dia bertanggung jawab atas gembalaannya” (HR. Bukhari)
Karena itu pemerintah harus berusaha secara maksimal untuk menangani para korban bencana alam. Umat Islam juga harus menunjukkan solidaritasnya dengan cara membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Sehingga beban mereka akan semakin ringan. Wallahu a’lam bi shawab.
-------
#PrayForGarut
Mari bantu ringankan penderitaan saudara kita yang terdampak bencana Banjir Bandang di Garut.
Salurkan Bantuan Anda melalui Rekening Donasi:
Mandiri - 131 00131 24625
BCA - 05 409 55999
BNI - 4 222 5 333 9
a.n Yayasan Mari Bantu
Konfirmasi ke 085288661900