Tau gak bedanya karyawan sama Relawan? Kalau Karyawan gajinya jelas dan terbatas, kalau Relawan gajinya tak jelas tapi tak terbatas, ah masa?
Saya pernah menjadi relawan di salah satu lembaga sosial keagamaan, saya harus mengerjakan semua pekerjaan teknis dan operasional yang tak pernah dibatasi waktu, mulai dari dini hari hingga malam hari, kapanpun ada pekerjaan saya harus kerjakan sesuai intruksi atasan, saya tidak pernah menanyakan gaji karena saya sadar saya bukan karyawan, saya adalah relawan, saya hanya ingin belajar hidup dengan orang-orang hebat disekitar saya itu saja sudah menjadi sebuah kepuasan yang luar biasa, saya gak pernah berpikir akan dapat uang banyak di tempat itu.
Pernah satu ketika salah seorang staf dari atasan saya, memberi Amplop kepada saya, dan ternyata saya buka isinya uang Rp.15.000,- tahun 1995 waktu itu. Saya terima dengan ikhlas tanpa komen apapun, karena saya juga gak ngerti ini uang apa, ya saya pakai jajan saja, habis.
Namun Satu waktu saya terkaget-kaget, setelah saya mengabdi 2 tahun lebih saya dipanggil atasan dan disuruh mengurus Paspor buat pergi ke Mekah untuk membantu melayani Jamaah Haji disana selama 2 bulan dengan Hadiah IBADAH HAJI,
Alhamdulillah, subhanallah... Tak pernah terfikir kalau honor Rp.15.000,- sebulan itu bisa naik haji, he he he
Para senior saya yang sudah punya jabatan bertahun-tahun pada melongo, kenapa saya yang baru 2 tahun mengabdi yang terpilih?
Inilah yang saya maksud gaji relawan itu tak jelas tapi tak terbatas, selalu ada keajaiban ketika kita menjadi relawan yang tulus.
Setelah menjadi relawan hampir 12 tahun, saya mendapatkan begitu banyak inspirasi yang tak bisa terbeli dengan apapun, saya dengan mudah mendirikan dan mengembangkan berbagai lembaga keummatan yang solutif yang manfaatnya bisa dirasakan semua lapisan masyarakat khususnya dibidang pendidikan non formal dan life skills.
Banyak memang suka dan dukanya, tapi kalau kita totalitas tidak punya kepentingan apapun kecuali ingin belajar dari berbagai permasalahan kehidupan akan membuat karakter diri kita menjadi kokoh dan tangguh, dan itulah bekal hidup yang tidak kita dapatkan dalam bangku sekolah dan kuliah.
Mohammad Aly.